Bulurdity Sebut, Politik Kebencian Kadang Menyesatkan

Jejak berita.Com, Saumlaki –Anggota DPRD Kabupaten Kepulauan Tanimbar,” Pater Bulurdity, menyebut hampir disetiap pergelaran Pilkada Politik kebencian selalu merebak. Yang sangat menonjol dan tegangan politik intens yang mengharuskan permusuhan terhadap yang berbeda sebagai harus dipojokan, dimusuhi dan kucilkan.

Dengan pilihan – pilihan politik dirinya, memberikan dukungan penuh untuk memenangkan Calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Kepulauan Tanimbar,” Ricky Jauwerissa dan Srikandi dr. J. Ratuanak pada 27 November 2024 nanti .

Menurutnya, pencerdasan politik atau pendidikan politik harus hadir sebagai ,” harapan ,” tentang diskursus kritis yang akan mewarnai pesta demokrasi sekarang ini. Sehingga kita mampu menikmati dan mengucapkan selamat tinggal pada politik kebencian.

Bulurdity, saat diwawancarai (16/9) menjelaskan, sangat disayangkan setiap pemberitaan yang selalu tidak memiliki kode etik selalu menjurus kepada kebencian, fitnah, dan digerakkan oleh hasrat untuk merebut,” kekuasaan,” dalam setiap arena politik saat ini.

Politik kebencian mengalir ,” keras,” menghantam siapa pun yang saling berbeda pilihan. Rahanwarat ucap realitas yang pahit kadangkala melahirkan hikmat, menjadi pelajaran yang penting.

Pada 2024 ini, kita segera menghadapi momen pilkada yang menjadi sangat krusial bukan sekedar ia menjadi ajang pertarungan kekuasaan, melainkan mengatur strategi menentukan arah kebijakan kabupaten tanimbar kedepan yang lebih baik.

Berlanjut, jika para kandidat dan pendukungnya hanya bisa mematut diri sambil mencibir, menyinyir kelemahan lawan, dapat dipastikan politik pertandingan akan lumpuh. Sebaliknya, bila para kandidat mampu menyodorkan alternatif ( program, visi – misi) yang cerdas bagi bagi masa depan pemilih, dan sudah tentu menewaskan suatu demokrasi.

Ungkapnya, kita harus memiliki ketrampilan bahasa yang baik dalam mengkritisi dalam suatu persoalan. Hal ini ditujukan kritik disampaikan jika tidak, kita akan terjerumus dan ,” terjebak ,” secara emosional dalam konten pemberitaan kadang menyesatkan,” tegasnya. (JB-02)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *