Jejakberita.Com, Ambon – Pemerintah Kota Ambon melalui Dinas Pengendalian Penduduk dan KB Kota Ambon telah melaksanakan kegiatan Pencanangan Intervensi Serentak Pencegahan Stunting, pada Senin (10/06/2024).
Acara ini bertujuan untuk memastikan cakupan layanan pengukuran serta intervensi yang tepat sasaran dan efektif bagi sasaran yang memiliki risiko stunting. Kegiatan tersebut berlangsung di Kantor Desa Hunud pada Senin pagi, pukul 09:00 WIT, dan dibuka langsung oleh Pj. Walikota Ambon, Dominggus Nicodemus Kaya.
Dalam sambutannya, Nicodemus Kaya menekankan pentingnya evaluasi menyeluruh terhadap program pencegahan stunting. Ia mengingatkan bahwa meski angka stunting di Kota Ambon telah mengalami penurunan dari tahun 2021 hingga 2023, masih diperlukan upaya ekstra untuk mencapai target penurunan stunting di bawah 20% pada tahun 2024.
“Pentingnya kerjasama antara berbagai pihak, termasuk kader, tim satgas, Babinsa, tim percepatan stunting, tim pendamping keluarga, dan tenaga kesehatan sangat ditekankan untuk mencapai efektivitas program ini,” ujar Nicodemus Kaya. Ia juga mengajak masyarakat untuk berkomunikasi secara aktif dengan kader penanganan stunting, termasuk PKK, guna meningkatkan efektivitas program ini.
Desi Kaya, Ketua TP-PKK Kota Ambon, dalam kesempatan yang sama menyoroti pentingnya peran keluarga dalam tumbuh kembang anak dan pembentukan karakter generasi bangsa. “Keluarga merupakan lembaga pertama dalam kehidupan anak, di mana anak belajar dan berperan sebagai makhluk sosial. Pentingnya upaya untuk menjaga kesehatan, kecerdasan, dan prestasi anak-anak sebagai kebanggaan orang tua, keluarga, dan masyarakat,” tegasnya.
Ia juga mengajak semua pihak, termasuk kader PKK, kader KB, kader pemberdayaan manusia, tenaga kesehatan, dan stakeholder lainnya di desa dan kelurahan untuk memastikan 100% kehadiran sasaran di posyandu.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan KB Kota Ambon, Ir. Juliana Welhelmina Patty, M.Si, saat ditemui beberapa awak media mengungkapkan bahwa kegiatan intervensi serentak pencegahan stunting ini merupakan tindak lanjut dari surat yang diterima dari Menteri Dalam Negeri, Kepala BKKBN, Kementerian Kesehatan, P3MD, dan Kantor Agama.
“Upaya ini melibatkan berbagai kementerian dan lembaga dengan harapan dapat menekan angka stunting di bawah 20%,” kata Welhelmina Patty. Ia menekankan bahwa intervensi ini bertujuan untuk menyasar ibu hamil, calon pengantin, dan semua anak di Kota Ambon untuk melakukan pengukuran antropometri dengan baik.
“Dengan angka stunting yang turun dari 21,01% menjadi 20,07%, diharapkan dengan intervensi serentak ini, Kota Ambon dapat mencapai target di bawah 20%,” harap Welhelmina Patty.
Data dari Dinas Kesehatan mencatat sebanyak 353 anak stunting per April. Dengan adanya intervensi ini, diharapkan angka tersebut dapat terus menurun. Welhelmina Patty juga menyoroti pola makan sebagai faktor yang berkontribusi terhadap kasus stunting, terutama di daerah padat penduduk seperti Kota Ambon.
Dengan kerjasama antara Dinas Pengendalian Penduduk dan KB, Dinas Kesehatan, kader posyandu, dan berbagai pihak terkait, diharapkan upaya pencegahan stunting di Kota Ambon dapat mencapai hasil yang optimal.
(JB-02)